Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources

£9.495
FREE Shipping

Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources

Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources

RRP: £18.99
Price: £9.495
£9.495 FREE Shipping

In stock

We accept the following payment methods

Description

Review by Dr Asma Afsaruddin, Indiana University. Quoted by Reza Shah-Kazemi in "A Truly Holy Soul", Q-News no. 363, June 2005 [ permanent dead link]. mereka bertanya kepada Rasulullah mengenai tiga hal, pemuda yang melarikan diri ke gua (Ashhabul Kahfi), pemimpin pasukan yang menguasai Timur dan Barat (Dzulqarnain), dan soal ruh. Maka, di tengah kesenjangan generasi masa kini akan keteladanan Rasulnya, buku ini dapat menjadi oase yang menyejukkan sekaligus pohon ilmu yang buahnya siap kita petik setiap saat. Lings menghadirkan sosok Muhammad di depan kita secara otentik. Wa Allahu a’lam.[] Susilo Wibisono, S.Psi., M.Si adalah tuan rumah bagi segenap peziarah ka’bah yang hadir di Makkah tiap tahunnya. Kekuasaan tersebut dilandasi oleh peristiwa sejarah bahwa Abdul Muthalib lah yang menemukan sumber air zam-zam pada masa mudanya. Kita barangkali bertanya, apa yang dimaksud dengan kenyataan bahwa Abdul Muthalib menemukan sumur zam-zam? Bukankah sumur tersebut adalah mata air yang keluar dari hentakan kaki bayi Isma’il a.s.? Buku ini menjelaskan secara gamblang tentang perpindahan kekuasaan dari klan satu ke klan yang lain terkait dengan “copy right” sumur zam-zam tersebut. Dengan detail pula bercerita tentang satu klan yang kemudian menyembunyikannya dengan menimbunnya hingga hilang selama beberapa generasi dan ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib. Siapakah yang menyembunyikan dan apa motif di baliknya? Jawabannya dapat kita temukan dalam buku ini. Buku ini juga memiliki kekhususan dalam hal penyebutan detail nama orang yang masuk dalam ruang sejarah Muhammad. Keterkaitan antara nama-nama penting yang telah kita kenal dalam sejarah islam secara klan disampaikan secara detail dalam buku ini. Misalnya bagaimana hubungan kekerabatan klan antara Muhammad dengan putra angkatnya Zaid bin Haritsah yang sebelumnya merupakan budak keluarga Khadijah. Buku ini juga memuat bagan silsilah para pendiri Klan keturunan Fihr yang kemudian dikenal sebagai Quraisy, asal nama dari sebuah suku besar yang mendiami lembah Bakkah (Makkah). Detail inilah yang nantinya akan membawa kita dalam membangun gambaran utuh mengenai kehidupan Rasulullah teladan umat manusia. Otentitisitas karya ini juga dapat dirasakan melalui penukilan langsung dari berbagai karya klasik terkait dengan ucapan lisan setiap tokohnya. Demikian juga ucapan yang disampaikan oleh lisan Muhammad, maka dalam rangkaian narasi yang disampaikan Lings dalam buku ini dapat ditemukan mutiara-mutiara hadits yang diambil langsung dari kitab aslinya, mulai dari Shahih Bukhari dan Muslim, Sunan Tirmidzi, Ibnu Hanbal, Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah. Sebagaimana yang dituliskan Lings terkait dengan ungkapan Rasulullah di tengah perang Badar, Bergembiralah Abu Bakr! Pertolongan Allah pasti datang kepada kita. Jibril telah hadir, tangannya memegang tali kendali kuda yang ia tunggangi, dan ia akan berperang bersama kita.” Ungkapan tersebut dinukil langsung oleh Lings dari Kitab Shahih Bukhari Bab ke 64, hadits ke-10. Hal lain yang istimewa dari buku ini menurut saya adalah bagaimana Lings menuturkan asbabun nuzul dari ayat-ayat tertentu yang relevan dengan kejadian pada masa Rasulullah. Pola yang demikian menjadi satu nilai tambah bagi pembaca dalam memahami bagaimana konteks sejarah yang menyelimuti suatu ayat sehingga kemudian ia diturunkan. Sehingga tafsir yang dimunculkan terkait dengan ayat tersebut tidak kemudian tercerabut dari konteksnya. Bagi generasi sekarang, boleh jadi ayat-ayat yang dihafal atau diketahuinya tidak dilengkapi dengan pemahaman yang matang tentang bagaimana latar belakang historis turunnya ayat tersebut. Contoh yang dijelaskan oleh Lings dalam buku ini misalnya ayat tentang pengetahuan, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah dituliskan” (Q.S. 31: 27). Turunnya ayat tersebut diceritakan terkait dengan pertanyaan kaum Yahudi mengenai pengetahuan di tengah kegalauan mereka akan keyakinan bahwa Taurat yang diwariskan kepada mereka telah memuat seluruh pengetahuan yang ada. Hal ini setelah a b c d e "Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources: Revised Edition: Martin Lings (Abu Bakr Siraj Ad-Din)". Islamic Bookstore.com . Retrieved 1 July 2013. Upon its first edition, the book was subject to criticism by some Muslims who decried the "Perennialist poison" in the book. The author gave public answer in a Saudi newspaper to the objections. [13] Awards [ edit ]

Sang Nabi Dalam Naskah Klasik - PDF Free Download - ADOC.PUB Sang Nabi Dalam Naskah Klasik - PDF Free Download - ADOC.PUB

Our servers are getting hit pretty hard right now. To continue shopping, enter the characters as they are shown There are many other accounts where writer clearly fell short of giving essential details, the Quraish boycott, preaching in Taif and Battle of Hunain is among some of them. Lings’ thoroughly confused attempt at forcing those of the right, the righteous, the slaves of God and the foremost into his own special concept of a spiritual hierarchy (LXXXI, 329, 2) stems from a similar penchant for speculative originality in disregard of qualified sources.Asma Asfaruddin said the book is a rare example of "a gift of narration wedded to impeccable scholarship". [12] A distinctive element of the biography is the vivid, approachable narrative style, [5] which is fast moving and flows fluently. [3] The book reads more like a novel [6] and was written in a style, which is easily readable, [2] comprehensible and it uses language, which reflects both simplicity and grandeur. [4] The biography has gone through many reprints in English and it has been translated and published into many languages [4] including French, Italian, Spanish, Turkish, Dutch, Malay and Tamil. Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources by Martin Lings". Archived from the original on 24 July 2008 . Retrieved 6 February 2007. a b c "Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources". Fons Vitae. Archived from the original on 1 July 2013 . Retrieved 1 July 2013.

Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources - Wikipedia

In 1990, after the book had attracted the attention of Azhar University, Lings received a decoration from Egyptian president Hosni Mubarak. [14] See also [ edit ] Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id There are variations of the Prophet Muhammad's biography, depending on what sources are used. This is to be expected. But Martin Lings is a very honest author, and he does little to inject his own opinion into the biography gathered from these sources. That is the true value of this book - composing the traditions about the Prophet Muhammad into a timeline, and helping give the reader a deep and connected context of what caused different events to occur. Ketika saya sedang mengendarai motor, Fathurrahman sahabat saya di DPPAI menelepon untuk membuat resensi buku “Muhammad” karya Martin Lings. Namun, ketika berpikir tentang Muhammad s.a.w., tiba-tiba yang terlintas dalam benak saya adalah puisi Garuda yang ditulis Emha Ainun Nadjib dan dilantunkan dalam teater tafsir “Tikungan Iblis”, Agustus 2008 silam. Puisi Garuda ini dalam perasaan saya berbicara tentang kesunyian hati. Mungkin ini sekelumit gambaran perasaan Muhammad ketika mendapati generasinya justru lebih paham kisah hidup penyanyi yang ngetop gara-gara Youtube, heroisme Clark Kent dan Naruto Uzumaki, serta “pahlawan” imajiner yang lain dibanding kemuliaan sejarah kerasulannya. Muhammad, sosok yang dicinta oleh umatnya. Namun, tidak sedikit generasi yang tumbuh di tengah ingar-bingar industrialisme ini hanya tahu namanya saja. Perjalanan hidupnya? Rahasia kenabiannya? Atmosfir kesejukannya? Suci karakternya? Beban perjuangannya? Hampir tak ada waktu bagi generasi ini untuk menyelami, apalagi meneladaninya. Kesunyian yang barangkali dialami oleh sekian banyak tokoh, karakter, pribadi masa lampau yang hanya diingat namanya saja, namun cenderung tidak digubris ajarannya.: He married with the wife of Zaid Bin Harsa because he was impressed with the beauty of the wife this influenced Zaid to divorce her.Hamza Yusuf hails this work as "one of the great biographies of the English language," praising "the historical accuracy of the text and the providential care so evident in the author's choice of versions as well as the underlying structure of the story as he chose to tell it." He also reports from Lings how while writing this book, "he was overwhelmed with the presence of the Prophet during the entire time and felt a great blessing in having been able to complete it." [7] Symbol & Archetype: A Study of the Meaning of Existence (1991, 2006), Fons Vitae Quinta Essentia series, ISBN 1-870196-05-8 Asma Asfaruddin (July 1996). "Review: [Untitled] Reviewed Work: Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources by Martin Lings". Middle East Studies Association Bulletin. 30 (1): 65. A writer throughout this period, Lings' output increased in the last quarter of his life. While his thesis work on Ahmad al-Alawi had been well regarded, his most famous work was a biography of Muhammad, written in 1983, which earned him acclaim in the Muslim world and prizes from the governments of Pakistan and Egypt. [8] His work was hailed as the "best biography of the prophet in English" at the National Seerat Conference in Islamabad. [9] He also continued travelling extensively, although he made his home in Kent. He died on 12 May 2005. [6] Lings uses a more archaic style of English to depict conversations and translations of the Qur'an, which helps slows down the rapid flow of the narration. The focus in the book is less about the teachings of Islam and more about Muhammad. [3] 1991 edition [ edit ]

Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources

Garuda itu boleh jadi siapapun yang telah melampaui perjuangan berat untuk generasinya, namun nilai-nilai ajarannya terlupakan oleh generasi yang diperjuangkannya. Muhammad yang oleh Hart diletakkan sebagai manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban, seringkali hanya dikenal namanya oleh generasi Muslim saat ini. Berapa besar generasi Muslim masa kini yang memahami masa kanak-kanak dan remaja Muhammad? Berapa besar generasi Muslim masa kini yang paham sosiologi masyarakat bertumbuhnya Sang Nabi? Berapa besar generasi masa kini yang mampu menghayati ajaran cintanya di tengah kecaman dan boikot kaumnya sendiri? Boleh jadi, Muhammad bagi generasi masa kini adalah “Garuda” yang dijunjung tanpa cinta, dibacakan shalawat oleh lisan namun tanpa hati, dijadikan legitimasi oleh kehausan akan kekuasaan. Dijadikan hiasan maya, bukan oleh siapa-siapa, tapi umatnya sendiri, yang atas nama Muhammad mereka menebar kebencian. Dipuja tapi dihina, dipuja oleh lisan mereka, disanjung oleh motif industri, dinyanyikan dalam pita-pita rekaman, namun diamdiam dalam hati, mereka mengeluh karena merasa berat menjalankan apa yang diwasiatkan. Muhammad, nama yang tak akan pernah lekang dalam labirin zaman. Meski gelombang sejarah terus bergemuruh melempar dan meninggalkan buihnya, nama itu adalah karang yang tak tergoyahkan. Ribuan karya tak akan mampu menampung keagungan karakternya, insan pilihan sepanjang zaman. Sebagai fisik manusia, ia telah hidup lima belas abad yang lalu di sebuah jazirah, sebagai energi dan ruh, ia tak pernah mati, dan tak akan pernah. Manusia intan, begitu sebagian umatnya menyebut namanya. Meskipun intan, ia menyatukan dirinya bersama kerikil-kerikil. Menjadi pendamping mereka yang dipinggirkan oleh arus kekuasaan setiap zaman. Bagai sebuah syi’ir di mushola kecil sebuah desa: Muhammadun Basyarun Laisa Kal Basyari Kanjeng Nabi Muhammad Iku manungso, nanging ora koyo lumrahe The Eleventh Hour: the Spiritual Crisis of the Modern World in the Light of Tradition and Prophecy (2002), Archetype, ISBN 1-901383-01-6 Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources is a 1983 biography of the Islamic prophet Muhammad by Martin Lings. AMJAD, NAUMANA (2005). "Dr Martin Lings: Some Personal Recollections". Islamic Studies. 44 (3): 459–462. ISSN 0578-8072. In 1939, Lings went to Cairo, Egypt, to visit a friend who was an assistant of René Guénon. Soon after arriving in Cairo, his friend died and Lings began studying Arabic. Cairo became his home for over a decade; he became an English language teacher at the University of Cairo and produced Shakespeare plays annually. [5] Lings married Lesley Smalley in 1944 and lived with her in a village near the pyramids. [6] Despite having settled comfortably in Egypt, Lings was forced to leave in 1952 after anti-British disturbances. [7] Lings in 1948.

Customer reviews

Hernandez, Aaminah (14 July 2005). "Best Biographies of the Prophet Muhammad". OnIslam . Retrieved 1 July 2013. I would not hesitate to say that it feels that the less has been put into research and more has been added by borrowing form different books. Following are some of the key areas where writer has been flawed:



  • Fruugo ID: 258392218-563234582
  • EAN: 764486781913
  • Sold by: Fruugo

Delivery & Returns

Fruugo

Address: UK
All products: Visit Fruugo Shop